Tulisan ini di desain khusus. Untukmu, yang "mengaku" aktivis dakwah kampus

shares |


Untukmu, yang "mengaku" aktivis dakwah kampus

Karena perjalanan ini terus memberikan pemahaman. Bahwa tidak ada yang praktis dalam hidup. Semua harus dimulai dengan kata usaha. Harus diraih dengan ketekunan. Di sungguhkan dengan do'a yang harus terus melangit. 

Mungkin sering dalam jalannya dakwah, ada semangat yang kadang muncul begitu menggelora namun sesaat kemudian hilang tanpa bekas seolah tak pernah ada. Itu mungkin pertanda bahwa ada yang salah dalam memberi suplay makanan yang layak kepada ruh. Kita sibuk memberikan suplay makanan yang layak kepada jasad, tapi lupa akan semakin lemahnya ruh jika tidak dibarengi dengan "nafkah" yang layak.

Kadang sering dalam jalannya dakwah, kita merasa sudah cukup keras berjuang sehingga tidak perlu lagi memperjuangkan apa-apa. Padahal yang hari ini kita lakukan tak pernah sebanding dengan apa yang telah Rasulullah perjuangkan dahulu. Hari ini bahkan kita tidak perlu berdarah untuk sesuatu yang sudah kita namai "perjuangan" itu. Maka mungkin kita perlu memperbaiki kondisi hati yang mungkin sudah terlalu jauh dari jalur yang seharusnya. Yang mungkin sudah terlalu menikmati kefanaan dunia yang benar-benar hanya sementara ini.

Kadang sering dalam jalannya dakwah, kita dihadapkan dengan situasi yang kacau sehingga saling menyalahkan sesama menjadi fakta yang harus di hadapi. Karena kadang kita lupa bahwa kita pernah berpeluh bersama dalam setiap agenda dakwah yang sedang kita "garap". Maka selalu berlapang dada dan berpikir positif menjadi obatnya. Harus ada yang menjadi alarm bagi yang lainnya karena terkadang lupa dan khilaf adalah yang selalu membuntuti pundak-pundak kita. Saling mengingatkan tetap menjadi salah satu kuncinya. 

Maka, jika kadang muncul rasa enggan untuk kembali menjalankan agenda dakwah, jika kadang hilang rasa cinta kita terhadap dakwah, lekas beritahu hati dan jiwa kita bahwa dulu, kita pernah menjadi orang yang begitu mencintai dakwah ini, bahwa dulu, kita pernah menjadi orang yang menghabiskan waktu dan kesempatan kita untuk berjalan di sini. Dan lekas beritahu hati untuk tidak lalai selalu melantun do'a agar dikokohkan hatinya, agar dikuatkan pundaknya, agar ditangguhkan imannya. 

Jika saja Dilan bisa berkata rindu itu berat, kita bisa menyangkalnya dengan kata "seberat apapun rindu, selalu ada Allah yang menguatkan", dengan begitu, mengapa tidak kita menguatkan hati kita juga dengan kata itu. Kita mungkin menjadi lemah, tapi kekuatan dari Allah akan menguatkan kita. Kita mungkin menjadi goyah, tapi Allah hadirkan saudara yang siap saling menopang dan berbagi pundak bagi yang lainnya. Semoga tetap terpatri semangat dakwah dalam diri kita, wahai pemuda. Jadilah Muhammad al-Fatih pada jaman kita. 

Semoga tulisan ini bisa menjadi tambahan energi dan semangat untuk tetap bersinergi membangun perdaban dakwah kampus. Tulisan ini di desain khusus, untuk kita. Pemuda yang pernah mengikrarkan diri sebagai aktivis dakwah kampus. 
Perjuangan kita, masih dibutuhkan. Maka semangat kita, harus menjadi api yang akan tetap berkobar bahkan saat dunia disapa hujan.


Regard, Author. 


Ditulis di Takengon. Februari. Dihari ketiga. 2018.

Related Posts

0 comments:

Post a Comment